Dasar K3

0

Materi kuliah Dasar K3 :
1 - Latar belakang ilmu K3, sejarah perkembangan ilmu K3, pengertian K3
2 - Regulasi K3
3 - Faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan kerja
4 - Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan pada kesehatan dan daya kerja akibat lingkungan kerja
5 - Prinsip dasar pengendalian lingkungan kerja
6 - Prinsip ergonomi dan anthropometri
7 - Pengendalian bahaya di tempat kerja
8 - Macam-macam proses pekerjaan yang menimbulkan masalah terhadap K3
9 - Pencegahan kecelakaan dalam K3
10 - Penyakit Akibat Kerja
11 - Pencegahan kebakaran

Pertemuan 1
Latar belakang ilmu K3, sejarah perkembangan ilmu K3, pengertian K3

Keselamatan berasal dari kata safety dan biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil resiko terjadinya kecelakaan.

Kesehatan berasal dari kata health yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, ettapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial.

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) :
Menurut Mangkunegara (2002, p. 163)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Sumakmur (2001, p. 104)
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Simanjuntak (1994)
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.

Mathis dan Jackson (2002, p. 245)
Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p. 6)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

Jackson (1999, p. 222)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jadi K3 adalah ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerja dan lingkungan kerja.

Latar Belakang K3
Sejarah perkembangan K3 mulai dari zaman pra-sejarah sampai dengan zaman modern sekarang secara ringkas adalah sebagai berikut :

Zaman Pra-Sejarah
Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana manusia yang hidup pada zaman  ini telah mulai membuat kapak dan tombak yang mudah untuk digunakan serta tidak  membahayakan  bagi  mereka  saat  digunakan.  Disain  tombak  dan  kapak  yang mereka buat umumnya mempunyai bentuk yang lebh besar proporsinya pada mata kapak atau ujung tombak. Hal ini adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut tidak memerlukan  tenaga  yang   besar  karena  dengan  sedikit  ayunan  momentum  yang dihasilkan cukup besar. Disain yang mengecil pada pegangan dimaksudkan untuk tidak membahayakan bagi pemakai saat mengayunkan kapak tersebut

Zaman Bangsa Babylonia (Dinasti Summeria) di Irak
Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan tidak membahayakan  bagi  orang  yang  membawanya.  Pada  masa  ini  masyarakat  sudah mengenal  berbagai  macam  peralatan  yang  digunakan  untuk  membantu  pekerjaan mereka.  Dan semakin berkembang setelah ditemukannya tembaga dan suasa sekitar 3000-2500 SM. Pada tahun 3400 SM masyarakat sudah mengenal konstruksi dengan menggunakan batubata yang dibuat proses pengeringan oleh sinar matahari. Pada era ini masyarakat sudah membangunan saluran air dari batu sebagai fasilitas sanitasi.
Pada tahun 2000 SM muncul suatu peraturan “Hammurabi” yang menjadi dasar adanya kompensasi asuransi bagi pekerja

Zaman Mesir Kuno
Pada  masa  ini  terutama  pada  masa  berkuasanya  Fir’aun  banyak  sekali  dilakukan pekerjaan-pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang sebagai tenaga kerja. Pada tahun 1500 SM khususnya     pada     masa Raja Ramses II dilakukan pekerjaan pembangunan terusan dari Mediterania ke Laut Merah. Disamping itu Raja Ramses II juga  meminta para pekerja untuk membangun “temple” Rameuseum. Untuk menjaga agar  pekerjaannya  lancar  Raja  Ramses  II  menyediakan  tabib  serta  pelayan  untuk menjaga kesehatan para pekerjanya.

Zaman Yunani Kuno
Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates. Hippocrates berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal yang ditumpanginya.

Zaman Romawi
Para  ahli  seperti  Lecretius,  Martial,  dan  Vritivius  mulai  memperkenalkan  adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan bahan-bahan toksik dari lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa pemerintahan Jendral Alexander Yang Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan bagi angkatan perang.

Abad Pertengahan
Pada  abad  pertengahan  sudah  diberlakukan  pembayaran  terhadap  pekerja  yang mengalami kecelakaan  sehingga  menyebabkan  cacat  atau  meninggal.  Masyarakat pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung vapour harus menggunakan masker.

Abad ke-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus  von  Hoheinheim  atau  yang  kemudian  lebih  dikenal  dengan  sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang dialami oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya De Re  Metallica bahkan sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.

Abad ke-18
Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 – 1714) dari Universitas Modena di Italia, menulis dalam bukunya yang terkenal: Discourse on the diseases  of workers, (buku klasik ini masih sering dijadikan referensi oleh para ahli K3 sampai sekarang).  Ramazzini melihat bahwa dokter-dokter pada masa itu jarang yang melihat  hubungan antara  pekerjaan dan penyakit, sehingga ada kalimat yang selalu diingat  pada  saat  dia  mendiagnosa  seseorang  yaitu  “What  is  your  occupation ?”. Ramazzini melihat bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan penyakit akibat kerja, yaitu bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang digunakan ketika bekerja dan adanya gerakan-gerakan janggal yang  dilakukan oleh para pekerja ketika bekerja (ergonomic factors).

Era Revolusi Industri (Traditional Industrialization)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah :

  • Penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru ditemukan sebagai sumber energi.
  • Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia
  • Pengenalan  metode-metode baru  dalam  pengolahan  bahan  baku  (khususnya bidang industri kimia dan logam)
  • Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru.
  • Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.

Era Industrialisasi (Modern Idustrialization)
Sejak era revolusi industri di ata samapai dengan pertengahan abad 20 maka penggnaan teknologi  semakin   berkembang   sehingga   K3   juga   mengikuti   perkembangan   ini. Perkembangan pembuatan alat pelindung diri, safety devices. dan interlock dan alat-alat pengaman lainnya juga turut berkembang.

Era Manajemen dan Manjemen K3
Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga sekaran. Perkembangan  ini  dimulai  dengan  teori  Heinrich  (1941)  yang  meneliti  penyebab- penyebab kecelakaan bahwa umumnya  (85%) terjadi karena faktor manusia (unsafe act) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition).
Pada era ini berkembang system automasi pada pekerjaan untuk mengatasi maslah sulitnya   melakukan  perbaikan   terhadap   faktor   manusia.  Namun  system  otomasi menimbulkan masalah-masalah manusiawi yang akhirnya berdampak kepada kelancaran pekerjaan karena  adanya blok-blok pekerjaan dan tidak terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan.
Sejalan dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada tahun 1972  mengemukakan  teori  Loss  Causation  Model  yang  menyatakan  bahwa factor manajemen merupakan latar belakang penyebab yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Berdasarkan perkembangan tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun 1984, akhirnya pada akhir abad 20  berkembanglah suatu konsep keterpaduan system manajemen  K3 yang berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber daya. Keterpaduan semua unit-unit kerja seperti safety, health dan masalah lingkungan dalam suatu system manajemen juga menuntut adanya kualitas yang terjamin baik dari aspek input proses  dan output. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar-standar internasional seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO 18000

Era Mendatang
Perkembangan  K3  pada  masa  yang  akan  datang  tidak  hanya  difokuskan  pada permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja. Perkembangan K3  mulai  menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik atau untuk masyarakat luas. Penerapan aspek-aspek K3 mulai menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih bertujuan  untuk  menjaga  harkat  dan  martabat  manusia  serta  penerapan  hak  asazi manusia demi  terwujudnya  kualitas hidup yang tinggi. Upaya ini tentu saja lebih bayak berorientasi kepada  aspek perilaku manusia yang merupakan perwujudan aspek-aspek K3

Pengertian Kecelakaan Kerja
Kecelakaan adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa/luka/cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja (terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan)

Penyebab Kecelakaan Kerja
Unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja yaitu :
1.      Manusia, antara lain :
  • Tidak adanya unsur keharmonisan antar tenaga kerja maupun dengan pimpinan
  • Kurangnya pengetahuan/ketrampilan
  • Ketidakmampuan fisik/mental
  • Kurangnya motivasi

2.      Manajemen, antara lain :
  • Kurang pengawasan
  • Struktur organisasi tidak jelas dan kurang tepat
  • Kesalahan prosedur operasi
  • Kesalahan pembinaan pekerja

3.      Material, antara lain :
  • Adanya bahan beracun/mudah terbakar
  • Adanya bahan yang mengandung korosif

4.      Mesin, antara lain :
  • Cacat pada waktu proses pembuatan
  • Kerusakan karena pengolahan
  • Kesalahan perencanaan

5.      Medan, antara lain :
  • Penerangan tidak tepat (silau atau gelap)
  • Ventilasi buruk dan housekeeping yang jelek

Pencegahan Kecelakaan Kerja
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan, antara lain :
  • Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun mental
  • Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan pada pekerja
  • Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh secara kontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya
  • Pemberian informasi tentang peraturan yang berlaku ditempat kerja sebelum mereka memulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya
  • Penggunaan pakaian pelindung
  • Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya proses pencampuran bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian mesin yang sangat bising
  • Pengaturan ventilasi setempat/lokal, agar bahan-bahan/gas sisa dapat dihisap dan dialirkan keluar
  • Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali
  • Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai dengan kebutuhan

Indikator Keselamatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2002, p. 170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah :
a.       Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi :
  • Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya
  • Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak
  • Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya

b.      Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi :
  • Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak
  • Pengguanaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik
  • Pengaturan penerangan

Tujuan Penerapan K3
Menurut Mangkunegara (2002, p. 165), bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
  • Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis
  • Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin
  • Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
  • Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
  • Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
  • Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja
  • Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Hambatan Penerapan K3
1.      Dari sisi masyarakat pekerja :
  • Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan kesehatan/kesejahteraan)
  • K3 belum menjadi tuntutan pekerja

2.      Dari sisi pengusaha :
  • Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dan K3 dipandang sebagai beban dalam hal biaya operasional tambahan

Istilah dalam K3
Beberapa istilah dalam K3 :

Potensi Bahaya
Suatu keadaan dimana memungkinkan dapat menimbulkan kecelakaan

Tingkat Bahaya
Merupakan ungkapan adanya potensi bahaya secara relative/kondisi bahaya mungkin saja ada tetapi dapat tidak terjadi karena adanya tindakan

Resiko
Kemungkinan terjadinya kecelakaan/kerugian pada periode tertentu

Insiden
Kejadian yang tidak diinginkan yang melebihi ambang batas badan atau struktur karena kontraksi dengan sumber bunyi

Aman
Keadaan/kondisi dimana tidak adanya malapetaka

Tindakan Tidak Aman
Suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terjadinya kecelakaan

Keadaan Tidak Aman
Suatu kondisi fisik/keadaan bahaya yang mungkin dapat langsung mengakbatkan kecelakaan

Aplikasi K3
Dibawah ini beberapa contoh tindakan K3 di industri untuk mencegah kecelakaan kerja antara lain :
  • Memakai safety shoes setiap bekerja
  • Memakai ear plug jika bekerja pada kondisi tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas pendengaran
  • Memakai helm kerja, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya material yang jatuh
  • Memakai masker dan kaca mata ketika menggerinda dan membersihkan valve set
  • Menggunakan safety body hardness ketika melakukan pengerjaan di ketinggian
  • Memakai kaca mata las, masker dan sarung tangan pada saat melakukan pengelasan
  • Menyediakan fasilitas Damkar (pemadam kebakaran) ketika melakukan pengerjaan pengelasan
  • Memakai sarung tangan ketika bekerja dengan benda-benda atau alat-alat yang tajam
  • Menggunakan alat-alat kerja sesuai dengan fungsinya
  • Memakai crane dan tekel ketika mengangkat beban yang berat
  • Meletakkan barang dan alat pada tempatnya
  • Selalu membersihkan tempat kerja dari sisa-sisa oli ketika selesai kerja, dan lain-lain yang disesuaikan dengan kondisi tempat kerja


Sumber: http://anapriyangga.blogspot.com/2010/12/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html, diakses 26 Oktober 2018, 05:14 WIB


0 comments:

Post a Comment

 
Design by ThemeShift | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Templates | Best Web Hosting